Apa itu Kesehatan Gigi dan Mulut?
Kesehatan gigi dan mulut seperti kesehatan tubuh yang lain yaitu hal yang mutlak harus dijaga kesehatannya. Tujuan menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah menghindari gigi berlubang, sebab gigi berlubang merupakan permasalahan utama yang dapat menjadi pusat infeksi bagi organ lain di dalam rongga mulut. Di sisi lain gigi berlubang dapat menjadi pemicu masalah kesehatan lain yang mungkin terjadi.
Untuk menilai kesehatan gigi dan mulut ada lima angka yang harus diperhatikan yaitu: pertama untuk gigi sehat dan tidak ada pendarahan baik dari gigi ataupun gusi. Kedua untuk gigi yang mengalami perdarahan tidak secara langsung atau baru terlihat setelah dilakukan perabaan dengan sonde (alat dengan ujung tajam, berbentuk melengkung atau lurus). Ketiga untuk gigi yang sudah menunjukkan adanya karang gigi di permukaannya dan saat diraba dengan sonde, permukaan terasa kasar. Keempat untuk gigi yang mulai tampak hitam di tepi permukaan gigi atau gusi. Kelima untuk gigi dengan seluruh permukaan yang sudah menghitam gigi terlihat sudah rusak parah atau berlubang.
Sekitar 76,6 persen warga Indonesia menyikat gigi pada waktu sore dan petang. Padahal menggosok gigi seharusnya dilakukan setelah makan pagi dan sebelum tidur di malam hari. Tingginya angka masalah kesehatan gigi dan mulut ini tidak terlepas dari kebiasaan menggosok gigi yang kurang baik.

Penyebab Kerusakan Gigi
Makanan yang kita makan pada dasarnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi. Tidak ada makanan yang dimakan bertujuan merusak gigi atau dapat menyebabkan karies gigi. Tetapi sejumlah makanan mengandung zat-zat yang menjadi pemicu terjadinya percepatan kerusakan pada gigi. Pada kasus yang lain pola makan juga dapat memicu gigi berlubang. Karies gigi paling mudah teramati pada anak yang suka mengonsumsi makanan manis dan lengket seperti coklat dan permen.
Makanan yang bersifat merusak atau kariogenik sangat menarik dari segi penampilan dan memiliki rasa yang enak. Sehingga tidak heran jika tidak ada anak yang tidak menyukainya. Makanan kariogenik dapat dibagi menjadi makanan kariogenik tradisional dan modern. Makanan kariogenik tradisional biasanya mengandung gula pasir sebagai bahan yang memberi rasa manis. Sedangkan makanan kariogenik modern memiliki jenis yang jauh lebih banyak, contohnya adalah permen. Berikut beberapa jenis makanan yang biasa dimakan tetapi memiliki sifat kariogenik:
Keju dan Coklat
Kedua makanan ini termasuk dalam kategori kariogenik sebab sifatnya yang mudah menempel atau lengket. Keju dan coklat memang disenangi oleh anak-anak dan juga orang dewasa. Gaya hidup di perkotaan yang sering memanfaatkan makanan ini tentu membuat masyarakat mengonsumsinya setiap hari.
Makan Mie
Mie adalah makanan yang lunak dan mudah dikonsumsi. Hampir semua orang menyantapnya meski hanya sekali, tetapi ada pula yang menyantapnya setiap hari. Beberapa orang kadang tidak mengunyah makanan ini dengan benar di dalam mulut sebelum menelannya, sehingga pencernaan di mulut kurang sempurna. Pengunyaan yang tidak sempurna ini apabila masuk ke sela-sela gigi dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut.
Bumbu atau Rempah
Bumbu atau rempah sebenarnya bukan makanan yang bersifat merusak. Tetapi sisa bumbu seperti cabe atau serpihan kecil kadang bisa masuk di antara sela-sela gigi. Sisa inilah kemudian dapat menjadi pemicu terjadinya kerusakan gigi atau karies pada gigi.
Buah-buahan dan Sayuran
Sebenarnya buah dan sayur bukan makanan yang bersifak kariogenik jika dikonsumsi secara langsung. Tetapi pengolahan yang menambahkan bahan tambahan lain kemudian mengubah sifat buah dan sayur menjadi kariogenik. Sejumlah buah diberi tambahan gula atau manisan. Begitu juga sayur, biasanya dibuat asam atau diasamkan untuk menambah cita rasa. Manis atau asam yang terbentuk setelah diberi tambahan itulah yang menjadi permasalahan. Kadar asam dan glukosa dari rasa manis yang membuat buah dan sayur menjadi bersifat kariogenik.
Daging
Makanan satu ini sangat sulit dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Daging bisa menjadi pemicu karies gigi melalui dua cara. Pertama, serat pada daging apabila tidak sengaja masuk di antara celah gigi dapat mengkikis permukaan pelindung gigi terlebih lagi jika tidak dibersihkan. Kedua, jika sisa daging di gigi tidak dibersihkan akan memicu pembusukan yang mengakibatkan karies gigi.
Kopi dan Yoghurt
Minuman ini mempunyai sifat kariogenik sebab tingginya tingkat asam yang ada di dalamnya. Selain tingkat keasaman yang tinggi, tingkat kekentalan minuman juga berpengaruh. Semakin kental minuman peluang tersisa di dalam mulut lebih besar dibangding minuman yang encer. Hal ini jelas menjadi penyebab terjadinya karies pada gigi.

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Penjagaan kesehatan gigi dan mulut akan mengurangi resiko seseorang terkena penyakit yang berhubungan dengan mulut, seperti karies gigi, sariawan, gusi berdarah, dan lainnya. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dilakukan secara rutin dan berkala. Kebersihan gigi dan mulut juga akan menghindarkan seseorang dari bau mulut dan rasa tidak percaya diri dalam penampilan. Berikut tips menjaga kesehatan gigi dan mulut:
Menggosok Gigi
Menggosok gigi sangat penting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menggosok gigi berkaitan dengan pemilihan sikat dan pasta gigi, cara menyikat gigi, dan frekuensi menyikat gigi. Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan begitu saja dalam praktiknya. Jika salah satu tidak terpenuhi maka yang lain juga akan ikut terpengaruh. Karena hal ini berkaitan satu sama lain dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Mengatur Pola Makan
Frekuensi makan dan juga jenis makanan akan berpengaruh terhadap kebersihan gigi dan mulut. Di Indonesia pada umumnya orang makan sebanyak tiga kali sehari. Semakin banyak frekuensi makan maka tingkat kebersihan mulut juga akan semakin mengecil. Selain frekuensi makanan, jenis makanan berpengaruh terhadap kebersihan mulut. Sejumlah makanan bila dimakan dapat memicu karies atau plak pada gigi. Biasanya makanan yang mengandung karbohidrat dan kadar gula yang tinggi.
Menjaga Kualitas Air Liur
Selain fungsi utamanya untuk membantu memproses makanan yang masuk air liur merupakan media pembersih gigi. Jumlah air liur yang banyak dan encer sangat membantu untuk membersihkan gigi. Sisa makanan yang terdapat pada celah-celah gigi akan lebih mudah lepas dan terbawa masuk ke dalam bersamaan dengan air liur. Tetapi jika air liur sedikit dan cenderung pekat, maka air liur tidak dapat melakukan fungsinya sebagai cairan pembersih gigi.